Bisnis kuliner nampaknya masih dianggap sangat prospektif bagi banyak orang. Penyuka makanan yang tidak pernah habis, kesuksesan orang lain dalam menggarap bidang ini, serta kemudahan mencari ide masakan via internet menjadi motivasi yang hebat untuk para pebisnis pemula untuk menjalankan bisnis ini.
Tapi ternyata tidak semudah itu, apapun bentuknya, bisnis bukanlah hal yang mudah dijalani serta bisa memberikan hasil instan. Butuh perjuangan, butuh konsintensi, butuh mental kuat, dan butuh persiapan yang matang.
Buat kamu yang juga berniat menjalankan bisnis makanan alias kuliner, perhatikan 8 tips dibawah ini yuk, semoga bermanfaat, karena berbisnis kuliner tidak cukup dengan modal bisa masak doang
1. Ukur kemampuanmu
Hal ini penting demi kelangsungan usahamu ke depannya. Kenali kelebihan dan kekuranganmu, ukur kemampuanmu, baik itu kemampuan dari segi teknis memasak, ataupun kemampuan finansialmu. Pastikan kamu sudah tau apa yang akan kamu jual, lalu tentukan skala usahamu, apakah kamu mau memulainya dari usaha kecil-kecilan dengan tenaga yang seadanya serta modal secukupnya? Atau yakin langsung memulai usaha besar dengan berspekulasi lewat pinjaman modal? Kamu yang lebih tau kemampuanmu kan? Pertimbangkan matang-matang, jangan sampai usahamu berhenti di tengah jalan dengan menyisakan utang yang tidak sedikit.
2. Apa yang membuat produkmu berbeda?
Kalau cuman pengen jualan risol sih yang jualan risol udah banyak, kalo cuma niat jualan mie ayam sih yang jualan mie ayam udah seabrek, kalo mau jualan nasi goreng sih nasi goreng abang-abang gerobak aja udah bejibun, pada enak lagi.
Tentukan diferensiasi produkmu. Entah kamu mau menjual konsep, rasa unik, kemasan lucu, atau sejuta kreasi lainnya, yang penting bisa bikin produkmu dikenal dan menonjol dari produk lainnya. Think out of the box!
Kalau kamu mau bikin usaha kuliner dengan konsep dine-in alias makan di tempat, manjakan pengunjungmu dengan fasilitas-fasilitas yang bisa bikin mereka betah dan menjadi pelanggan setiamu. Misalkan dengan memberikan fasilitas wi-fi gratis, spot yang instagrammable, dan fasilitas-fasilitas asyik lainnnya.
3. Pilih lokasi yang strategis
Ini hal yang gak kalah penting, lokasi usaha! Biarpun makananmu enak, konsepmu bagus, fasilitas lengkap, tempat nyaman, tapi tempatnya kurang strategis yaa sama aja boong. Misalkan, demi menekan modal, kamu bikin tempat usahanya di rumah aja, padahal rumah kamu itu di dalem gang, susah parkir, gabisa masuk mobil, ini sih bakal susah dapet pelanggan yg rame, bukan gak mungkin, tapi coba realistis aja deh.
Selain itu tentukan juga pasar yang tepat di sekitar tempat usahamu, jangan salah sasaran. Usahakan nggak bikin cafe "mahal" di area anak sekolah, atau bikin usaha makanan ringan (cimol, basreng, dkk) di area perkantoran eksekutif. Intinya right product at the right area, kamu pasti paham deh...
4. Menu andalan
Gak ada salahnya kok kalo kamu mau menjadi spesialis penjual makanan tertentu, tapi harus enak dan beda ya makanannya, dengan demikian produkmu akan lebih mudah dikenal. Ketika orang-orang pengen makan makanan tertentu, mereka langsung ingat produkmu.
Atau kamu mau menjual aneka makanan dengan satu menu andalan? Boleh banget. Selain kamu punya satu menu yang dikenal luas, kamu juga punya income tambahan dari makanan-makanan lainnya.
5. Harga!
Tentukan harga yang wajar, jangan mematok harga yang terlalu tinggi untuk makanan yang "biasa-biasa saja", jangan memasang harga yang terlalu mahal untuk makanan yang "pasaran" alias banyak yang jual, dan juga jangan mengatur harga selangit ketika usahamu masih baru. Biarkan para pembeli "menyicipi" dulu makananmu hingga nanti kamu tau sendiri, berapa harga yang pantas untuk produkmu.
6. Jangan pelit mengeluarkan biaya marketing
Ingat, marketing adalah ujung tombak penjualanmu, ketika strategi pemasaranmu tajam dan tepat sasaran, maka keuntungan akan dengan senang hati menghampirimu. Sebaliknya, jika kamu menganggap remeh marketing, income-mu pun akan datang ogah-ogahan.
Marketing itu ibarat umpan, kamu berkorban sedikit demi mendapatkan hal yang lebih banyak dan berharga. Jangan berpikir kalo bikin brosur itu sayang karena dibuang-buang, jangan merasa sebar voucher itu bikin rugi karena duit hilang demi ngasih gratisan. Marketing is another thing, kamu akan tau manfaatnya justru setelah memanfaatkannya.
7. Pembukuan kas yang jelas
Ini penyakit yang sering tidak terasa oleh pengusaha pemula, ketika seseorang baru memulai usaha, lalu income datang dengan mulus, biasanya dia langsung merasa menjadi orang terkaya di dunia, duit mengalir, tanpa sadar dia menghamburkan uang tersebut dengan santai. Sampai suatu ketika bahan makanan habis, kudu bayar sewa tempat, gaji karyawan (kalau ada), tapi duit entah ada di mana. Bahaya!
Usahakan selalu mencatat cashflow usahamu. Pilah-pilah penghasilanmu, yang mana untuk biaya operasional, yang mana untuk sisihan modal hingga mencapai break even point alias balik modal, dan mana yang benar-benar menjadi keuntunganmu. Tapi jika usahamu masih baru, jangan buru-buru berorientasi pada keuntungan, nikmati saja jalannya usahamu dan perputaran uangmu.
8. Pantang menyerah
Berbisnis itu bukan seperti makan cabe rawit yang ketika digigit langsung terasa pedasnya. Berbisnis butuh konsistensi, kesabaran, keuletan, dan sifat pantang menyerah. Sekali sepi langsung ngerasa bete dan galau? Berarti kamu belum siap menjadi pebisnis sejati. Pasang-surut adalah hal yang wajar, aroma persaingan adalah bau yang lumrah. Tetap berpegang teguh pada tujuanmu, sambil terus berinovasi, dan selalu mencoba ide-ide segar juga hal-hal baru. Selamat mencoba!