Dewasa ini teknologi sudah sangat mempermudah kita menjalani kegiatan keseharian kita. Hal-hal yang dulunya mungkin menuntut kita untuk menguras tenaga dan pikiran secara keras, sekarang bisa dilakukan tanpa usaha dan pikiran yang berarti berkat teknologi. Banyak positifnya, tapi gak sedikit juga dampak negatifnya. Beberapa dampak negatifnya adalah kita jadi mager dan males mikir. Efeknya, otak dan fisik kita jadi kehilangan kesempatannya untuk aktif dan berkembang.
Dan kamu tau nggak, kalo ternyata GPS itu salah satu teknologi yang bikin kinerja otak kita lama-lama melemah? Dengan menggunakan GPS, kita menjadi "dimanja" untuk selalu ditunjuki jalan kemanapun kita mau. Padahal, ketika kita gak pake GPS, otak kita jadi lebih aktif karena kudu mengingat dan memilih jalan. Dan ini baik untuk kesehatan otak kita, karena kalau kita keseringan pake GPS, hal tersebut bisa "mematikan" bagian otak kita yang biasanya dipake buat mempertimbangkan pemilihan jalan.
Para peneliti di University College London (UCL) menghimpun beberapa relawan untuk dipindai aktivitas otaknya ketika mengemudi tanpa dan dengan navigasi. Peneliti tersebut memeriksa aktivitas di hippocampus mereka. Hippocampus sendiri merupakan suatu wilayah di otak yang terlibat dalam sistem memori dan navigasi manusia Selain itu, peneliti tersebut juga melihat korteks prefrontal para relawan, korteks prefrontal adalah kotreks yang terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
University College London (UCL) |
Dr. Dean Burnett |
Nah, saat 24 relawan tadi mengemudi tanpa navigasi, hippocampus, dan korteks prefrontal otak menunjukkan lonjakan aktivitas, apalagi ketika relawan melewati jalan-jalan baru. Aktivitas otak menjadi semakin besar ketika harus memilih jalan. Sebaliknya, tidak ada aktivitas otak tambahan yang terlihat saat para relawan memanfaatkan fasilitas navigasi.
Hal ini tentu saja tidak baik, karena menurut Dr Hugo Spiers, otak dapat kehilangan kekuatan ketika tidak digunakan untuk berpikir. Dia mengatakan, "Kita memang merasa hidup lebih mudah dengan teknologi yang dapat memberitahu kita arah pergi, sayangnya ada bagian-bagian dari otak yang menjadi kurang aktif. Dalam arti bahwa otak kita telah “dimatikan” untuk aktivitas tertentu.”
Selain itu Dr. Dean Burnett, seorang dosen ilmu syaraf dari Universitas Cardiff juga mengatakan, kalau memungkinkan, kita jangan terlalu bergantung pada navigasi ketika berkendara. Karena memori yang menurun jauh lebih berbahaya daripada ngerasa bingung dalam memilih jalan.
Yaa, nyasar-nyasar dikit nggak apa-apa lah yaa, yang penting otak kita gak jadi lemot. Selain itu, kalo gak tau jalan kan bisa juga bertanya sama orang sekitar, dengan demikian, silaturahmi sesama manusia juga tetap terjaga, hehehe....
Hal ini tentu saja tidak baik, karena menurut Dr Hugo Spiers, otak dapat kehilangan kekuatan ketika tidak digunakan untuk berpikir. Dia mengatakan, "Kita memang merasa hidup lebih mudah dengan teknologi yang dapat memberitahu kita arah pergi, sayangnya ada bagian-bagian dari otak yang menjadi kurang aktif. Dalam arti bahwa otak kita telah “dimatikan” untuk aktivitas tertentu.”
Selain itu Dr. Dean Burnett, seorang dosen ilmu syaraf dari Universitas Cardiff juga mengatakan, kalau memungkinkan, kita jangan terlalu bergantung pada navigasi ketika berkendara. Karena memori yang menurun jauh lebih berbahaya daripada ngerasa bingung dalam memilih jalan.
Yaa, nyasar-nyasar dikit nggak apa-apa lah yaa, yang penting otak kita gak jadi lemot. Selain itu, kalo gak tau jalan kan bisa juga bertanya sama orang sekitar, dengan demikian, silaturahmi sesama manusia juga tetap terjaga, hehehe....